“Saya gak mau gosok gigi selama puasa, soalnya bau mulut orang puasa kan lebih harum kelak, terus gosok gigi kan bisa membatalkan puasa kalau gak hati-hati.”
Ada sebagian kecil kaum muslimin yang memiliki keyakinan seperti ini. Mereka menyandarkan pada hadits berikut.
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ
“Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.”[1]
Berikut sedikit pembahasan mengenai makna bau mulut orang berpuasa dan menggosol gigi keika puasa
- Bau mulut tersebut berasal dari perut yang kosong bukan mulut
Bau mulut ketika berpuasa bukan dari bau mulut, akan tetapi berasal dari lambung yang kosong. Uap akibat perut yang kosong naik ke atas sehingga menyebabkan bau mulut.
Ibnu Rajab Rahimahullah berkata,
قال
الحافظ ابن رجب “خلوف الفم: رائحة ما يتصاعد منه من الأبخرة لخلو المعدة
من الطعام بالصيام، وهي رائحة مستكرهة في مشام الناس في الدنيا لكنها طيبة
عند الله حيث كانت ناشئة عن طاعته وابتغاء مرضاته، كما أن دم الشهيد يجيء
يوم القيامة يثغب دماً لونه لون الدم وريحه ريح المسك
“Bau yang naik berupa uap karena kekosongan lambung dari makanan ketika puasa. Bau yang tidak disukai oleh penciuman manusia di dunia. Akan tetapi baik di sisi Allah karena muncul dari ketaatan dan mencari keridhaan Allah. Sebagaimana darah orang yang syahid akan datang pada hari kiamat, warnanya warna darah tetapi baunya bau misk.”[2]
- Ketika berpuasa tetap membersihkan gigi
Bahkan ketika berpuasa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sering membersihkan gigi dengan siwak.
Sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mengatakan,
رَأَيْتُ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- مَا لاَ أُحْصِى يَتَسَوَّكُ وَهُوَ صَائِمٌ
“Aku pernah melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersiwak beberapa kali hingga tidak dapat kuhitung banyaknya, meskipun saat itu beliau sedang berpuasa.”[3]
Demikianlah karena membersihkan gigi banyak keutamaannya
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَوْلا أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي أَوْ عَلَى النَّاسِ لأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ مَعَ كُلِّ صَلاةٍ
“Andaikan tidak memberatkan umatku, niscaya perintahkan mereka untuk gosok gigi setiap hendak shalat.”[4]
Beliau juga bersabda,
السِّوَاكُ مَطْهَرَةٌ لِلْفَمِ ، مَرْضَاةٌ لِلرَّبِّ
“Bersiwak bisa membersihkan mulut dan mendatangkan ridha Allah.” [5]
Bahkan boleh menggunakan pasta gigi ketika puasa asalkan tidak berlebihan, karena ada orang yang menganggapnya makruh karena bisa mengurangi pahala puasa. Berikut fatwa dari Al-Lajnah Ad-Daimah (Semacam Komite Fatwa di Arab Saudi) yang mengenai hal ini.
ما حكم السواك بالمعجون في صباح رمضان وعند النهار مع العلم بأني كالعادة أستعمل المعجون يوميا وأصبح شيئا معتادا بالنسبة لنا؟
Pertanyaan:
Apa hukum menggunakan siwak dengan pasta gigi pada subuh dan siang hari bulan Ramadhan, perlu diketahui bahwa menggunakan pasta gigi sudah menjadi kebiasaan bagi kami?
لا حرج في استعمال المعجون مع السواك؛ لأنه ليس من جنس الطعام والشراب، ولكن لا يبالغ في استعماله خشية من دخول شيء منه إلى الجوف
Jawaban:
Tidak apa-apa (mubah) menggunakan pasta gigi bersama siwak karena bukan termasuk makan dan minum. Akan tetapi hendaknya tidak berlebihan dalam menggunaknnya karena dikhawatirkan ada sedikit yang masuk ke kerongkongannya.[6]
[1] HR. Muslim no. 1151
[2] Dinukil dari nida’ur rayyan fi fiqhi shaum, sumber: http://kanadeelfkr.com/vb/showthread.php?t=17739
[3] HR. Tirmidzi no. 725 dan Ahmad 3/445
[4] HR. Bukhari, no. 887
[5] HR. Nasa’i dan dishahihkan al-Albani
[6] Fatwa Al-Lajnah Ad-Daimah 25/25, diketuai oleh Syaikh Abdul Aziz bin BazSumber:
Penyusun: dr. Raehanul Bahraen
via www.muslimafiyah.com
0 comments:
Post a Comment